Header Ads

ad

Batik Warna Alam akan Dikembangkan Pekalongan




Pekalongan, CyberNews. Perkembangan batik warna alam yang ramah lingkungan, sampai kini belum banyak dilakukan pengusaha asal Pekalongan. Karena itu, Politeknik Pusmanu Pekalongan akan mengembangkan batik itu melalui sosialisasi yang dilakukan dalam Jambore Batik Warna Alam Nusantara.
Direktur Politeknik Pusmanu Kota Pekalongan Drs Sony Hikmalul menjelaskan, Jambore Batik Warna Alam Nusantara 2010 itu akan dilakukan di kampusnya, Jalan Jenderal Sudirman Pekalongan.
Kegiatan itu dilakukan sebagai rasa tanggung jawab perguruan tinggi yang memiliki program studi Teknik Batik terhadap pengembangan dan pelestarian batik sebagai warisa budaya tak benda.
Menurut dia, jambore batik alam itu akan dilakukan selama tiga hari mulai 30 Juli hingga 1 Agustus di kampusnya. Dalam acara itu, dia akan bekerja sama dengan Forum Komunikasi Batik Warna Alam Jawa Tengah.
Kegiatan itu ternyata mendapatkan tanggapan positif dari beberapa lembaga batik di Indonesia, seperti Iman Sucipto, Ketua Yayasan Kadin Indonesia (pemilik Museum Batik di Pekalongan), Hj Fatchiyah A Kadir (Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan), H Afif Syakur (Paguyuban Pecinta Batik Indonesia Sekar Jagat Yogyakarta), H Arifin Usman (Yayasan Al Ustmani Pekalongan), dan Tokoh batik warna alam Pekalongan, H Dudung Alisyahbana).
Menurut Sony, batik menggunakan pewarnaan bahan kimia sehingga berdampak pada pencemaran lingkungan. Karena itu, sebagai bentuk kepedulian dan keinginan terhadap pelestarian lingkungan maka komunitas batik warna alam bersama Politeknik Pusmanu  Pekalongan akan bekerja sama menyelenggarakan jambore batik warna alam.
Proses pembuatan batik warna alam sebenarnya tidak susah, hanya saja memerlukan ketelatenan dan kesabaran. Umumnya untuk menghasilkan warna yang kita inginkan diperlukan waktu yang tidak sebentar. Kita akan menghabiskan waktu berhari-hari bahkan hingga hitungan minggu.

Bahan untuk pewarnanya sendiri didapat dengan cara mengekstrak bagian-bagian dari tumbuhan penghasil celup, seperti batang, kulit kayu, daun, akar-akaran, bunga biji-bijian, buah-buahan, dan getah pohon. Pengekstrakan dapat dilakukan baik pada temperatur rendah maupun tinggi dengan menggunakan air sebagai pelarut.

Pembuatan batik warna alam terbagi tiga jenis yaitu bejana (rebus), fermentasi (pembusukan), dan direct (langsung). Agar bahan-bahan yang kita gunakan bisa menempel kuat di kain, proses pewarnaan harus dibantu dengan apa yang disebut fiksasi. Jenis fiksasi ada tiga, yaitu :
1. Kapur : untuk menghasilkan warna yang muda atau terang
2. Tawas : untuk memperoleh warna dasar atau asalnya
3. Tunjung : agar menghasilkan warna yang lebih tua.

Bagian terpenting dalam proses pewarnaan alami ini disebut mordanting. Bisa dikatakan, berhasil atau tidaknya suatu proses pewarnaan tergantung dari proses mordanting. Itu sebabnya mordanting harus dilakukan secara hati-hati, akurat, dan tidak terlalu cepat, agar menghasilkan warna yang stabil.

Pada dasarnya mordanting dilakukan untuk menghasilkan warna-warna permanen. warna-warna mordan yang umum digunakan adalah alum, chrome, iron, tin, lime, dan tannin. Namun yang biasa digunakan adalah alum (Potassium aluminium sulphte), iron (Ferrous sulphat/copperas/green vitriol), lime (Ca Co3), dan tannin, karena bahan ini aman digunakan.